Sabtu, 19 Maret 2011

KABAR UNTUK ALMARHUM AYAH

this is for my beloved father, ( Achyar 1931-2009 )

 To those I love and those who love me
When I am gone, release me,
let me go I have so many things to see and do.
You mustn't tie yourself to me with tears,
Be happy that we had so many years.
I gave you my love, you can only guess
How much you gave to me in happiness.
I thank you for the love you each have shown,
But now it's time I traveled on alone.
So grieve a while for me, if grieve you must,
Then let your grief be comforted by trust.
It's only for a while that we must part
So bless the memories within your heart.
I won't be far away, for life goes
For if you need me, call and I will come.
Though you can't see or touch me, I'll be near,
And if you listen with your heart,
you'll hear All of my love around you soft and clear.
And then, when you must come this way alone,
I'll greet you with a smile and "Welcome Home"

ayah
karena kerapuhan kah
hingga aku hanya bisa menangis pada puisi
karena terlalu pedihkah
hingga aku larut dalam dalam raksa hidup yang mengental menghitam
bukan genap atau ganjil
bukan..
bukan hitungan
dua dikurang satu sama dengan satu
bukan
ibu dikurang ayah sama dengan yatim
ayah pergi lalu ibu tinggal
ayah menuju keterpisahan
membuatkan batas yang tak mampu kutuju
kutuju untuk menemuimu sekedar mengaduhkan ibu
ibu yang semakin sendu
ibu yang selalu meyakinkanku
ibu adalah ketangguhan dalam kesendirian
menggiring hidupku
pada permulaan yang akan selalu mendekatkanku pada akhiran
akhiran kebahagian
atau aku celaka dan durhaka karena menghadiahi ibu
dengan sumber air mata tangis
lalu aku pergi kepada ayah
lalu aku pulang
lalu akan mengaduh lagi
ayah..
mengenang seperti apa lagi yang bisa menyusutkan rinduku
atau kulupakan saja
biar aku tak mengingatmu lagi
karena terlalu tinggi kuraih
kehadiranmu dalam anganku
yah...
ibu menangis lagi
ibu terisak lagi...
tapi bukan itu yang kusesali
karena kerapuhan sebabnya
karena pergulatan yang kering ini
karena kepedihan
karena pecahan kaca-kaca itu
kaca yang harus ditapaki
sementara telapak kaki belum begitu sembuh
ajari aku ayah
bagaimana membuat senyum ibu kembali
ini luka....
yang bercerita lalu entah
entah yang tak pernah dimengerti
oleh ku
dan oleh ku juga
berlalu bersama retak waktu
yang mengeping dan mengecil menjadi kenestapaan
lalu menitik pada keterpekuran
dan takkan pernah hilang
sekalipun telah melewati seribu malam-malam perenungan
pada bunga kamboja
yang masih kaku untuk kutaburkan
pada masa yang turut mengentakkan dalam kesadaran yang mengepung menjadi diam
selamat tinggal ayah
jika doaku sampai
cukup kirimkan aku senyuman
selamat tinggal ayah
esok jika aku bisa pulang
akan kujenguk makam mu
aku janji..
aku tidak akan menangis lagi......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bebas berkomentar asal sopan .. :)

Jumlah Pengunjung

Website counter

Your Position

 
IPANK SAMUDRA © 2011 Templates | uzanc