Rabu, 13 April 2011

PREVIEW - THE DARKSIDERS

[PlayStation 3/Xbox 360] Darksiders – THQ/Vigil Games – Action/Adventure



"Saya bingung mau ikut Scourge apa Sentinel..."
Menurut kepercayaan, Four Horsemen of the Apocalypse adalah apa yang disebut sebagai pembawa kehancuran bagi dunia. Keempatnya merupakan tanda-tanda datangnya kiamat di muka bumi, yang diwakili oleh wabah (Pestilence), peperangan (War), kelaparan (Famine), dan maut (Death). Di dalam game ini, kamu bakal bermain sebagai salah satu dari keempatnya, yaitu War, yang ternyata datang ke bumi tanpa ditemani oleh ketiga saudaranya. Tanpa ia ketahui sebelumnya, kedatangannya di bumi pada kali itu adalah kesalahan besar yang ia perbuat. Ia datang pada waktu yang sebenarnya belum menjadi waktu kiamat, yang seharusnya ditandai dengan hancurnya Seventh Seal dari Seven Sacred Seals. Namun, nyatanya seal tersebut masih utuh dan War merupakan satu-satunya dari keempat Horsemen yang muncul di bumi. Terjebak di antara pertempuran antara para iblis dan malaikat, War yang melemah dan hampir dikalahkan oleh salah satu iblis, ditarik kembali ke tempat asalnya untuk dijatuhi hukuman mati. Akan tetapi, War lalu membuat kesepakatan untuk menemukan siapa yang menyebabkan segala kekacauan tersebut sekaligus mengembalikan keseimbangan seperti semula. Jadi, begitulah ceritanya…

Gameplay 7

Dalam Darksiders, kamu adalah War, salah seorang dari empat Horsemen yang kini mendapat tuduhan telah mendatangkan kiamat pada waktu yang belum saatnya. Sosok War dalam game ini digambarkan dengan fisik yang besar dan kekar dengan bersenjatakan sejenis broadsword yang bernama Chaoseater. Oke, satu karakter dengan pedang besar dalam cerita yang cukup bernuansa Barat. Kamu boleh perkirakan kalau game ini bakal dibawakan dengan gaya gameplay yang sebelumnya sudah cukup familiar melalui God of War. Dan benar, aksi bacok-bacokan melawan makhluk-makhluk gaib yang datang dari Surga dan Neraka ini emang bakal mengingatkan kamu dengan aksi brutal khas Kratos. So, game ini mungkin bisa kamu anggap sebagai pemanasan sebelum Dante’s Inferno dan God of War 3. Meskipun bisa dibilang sebagai pemanasan menjelang kedua judul action-adventure tersebut, tapi jangan dulu menaruh ekspektasi bahwa game ini sudah bisa disetarakan sepenuhnya dengan God of War ataupun Devil May Cry.

"Emangnya si botak aja yang bisa naek-naek ke atas musuh segede gaban?"
Sama halnya seperti God of War, Darksiders menyajikan gameplay “bacok-bacokan” dengan mekanisme combo yang cukup umum. Makhluk-makhluk gaib menyerbu kamu dengan jumlah yang relatif banyak, dan kamu akan mengayunkan Chaoseater untuk membasmi segala bentuk makhluk yang menghalangi jalan kamu. Dengan menghabisi musuh-musuh, kamu akan mendapatkan souls yang terbagi untuk 3 kegunaan: mengisi health (hijau), mengisi wrath (kuning), dan sebagai currency/mata uang (biru) di dalam game ini. Health disini nggak akan hanya terbatas pada satu health bar, karena kamu dapat mengisi health sebagai tabungan untuk nyawa cadangan. Sedangkan wrath disini merupakan apa yang kamu perlukan untuk mengeluarkan skill-skill jurus dari War, termasuk berubah ke dalam form yang menyerupai wujud demon dari Dante/Nero, atau Onimusha. Di dalam game ini kamu juga akan menemukan Item Shop yang bisa ditemui lewat iblis NPC bernama Vulgrim. Bantai musuh sebanyak mungkin untuk mengumpulkan blue souls, yang pada nantinya bisa kamu pergunakan untuk membeli item dan skill-skill tertentu.

Death's scythe, boleh pinjem dari saudara sendiri
Membantai musuh yang akan kamu temui di sepanjang game tanpa adanya variasi pada gameplay juga tentunya akan dirasa cukup membosankan apabila kurang didukung dengan paduan jalan cerita yang menggugah rasa penasaran. Variasi puzzle juga merupakan salah satu fitur yang dilengkapi pada game ini. Developer game ini tentunya nggak rela kalau kamu hanya sekedar berlalu dari tempat ke tempat sambil membersihkan musuh yang merintangi jalan kamu. Di tempat-tempat tertentu, ada kalanya kamu harus berkeliling mencari key item yang kamu perlukan untuk membuka pintu ke tempat selanjutnya, mengaktifkan mekanisme untuk mencapai suatu platform, dan tipikal puzzle sederhana yang umum ditemukan pada game semacamnya. Sebagai pemberi petunjuk dalam perjalanan kamu adalah The Watcher yang bisa kamu panggil dengan menekan Back.
Selain dipersenjatai dengan Chaoseater yang menjadi senjata utamanya, di sepanjang game nantinya War juga akan mendapatkan senjata-senjata yang sangat berperan sebagai subweapon, mulai dari horn, scythe, crossblade, sampai pada senjata-senjata brutal lainnya yang cukup mengingatkan kamu dengan ala Ninja Gaiden. Senjata-senjata yang ada juga bisa kamu forge dengan enhancement tertentu, sama halnya dengan ability dan gear yang berguna untuk mendukung jalannya progress kamu. Seiring dengan perjalanan yang semakin jauh, kamu juga akan membuka kemampuan khusus yang pada dasarnya memang diperlukan untuk melanjutkan perjalanan sesuai dengan skenarionya.

War emang gede, tapi banyak yang lebih gede lagi di game ini

Gun & steed, sedikit sentuhan wild west
Fitur lainnya dari God of War yang cukup jelas ditemukan pada game ini, yaitu dengan hadirnya QTE yang akan muncul pada kondisi-kondisi tertentu, seperti misalnya pada saat akan melakukan instant kill pada musuh-musuh tertentu, termasuk boss. Sayangnya, variasi combo di game ini bisa dibilang cenderung cukup terbatas, meskipun jurus-jurus dari senjata yang ada terhitung cukup banyak. Pergerakan War pada saat melakukan combo cukup dirasa kurang se-variatif Bayonetta atau Devil May Cry yang memungkinkan kamu untuk menghasilkan hit sebanyak mungkin.  Dan sebagai salah satu dari horsemen, rasanya akan agak ganjil apabila game ini nggak menghadirkan kuda dari sang penunggang kuda. Ruin, kuda kesayangan War, akan bisa kamu pergunakan pada nantinya sebagai tunggangan.

Graphics 7

Darksiders menggambarkan setting dunia yang telah dilanda kiamat. Meskipun begitu, tidak sepenuhnya menjadikan game ini sebagai game dengan setting yang senantiasa gelap. Ada kalanya kamu menemukan warna-warni yang agak berbeda dari satu tempat ke tempat lain, walaupun nuansa suram memang mendominasi di seluruh tempatnya. Kualitas grafis secara teknis dirasa cukup relatif. Detil dan tekstur ada kalanya kelihatan agak mengecewakan, namun ada kalanya juga terlihat baik pada bagian-bagian tertentu. Visualisasi CG bisa dibilang cukup oke, dengan desain-desain karakter yang jelas bergaya graphic novel ala Amerika. Karakter War yang bertubuh besar dengan pakaian yang mungkin akan memberi kesan seolah-olah berasal dari game DotA, lalu iblis-iblis dan makhluk-makhluk mengerikan yang khas dengan ilustrasi gaya Barat. Ada kalanya pula sejumlah permasalahan pada teknis grafis bisa kamu rasakan berupa adanya tearing pada saat perpindahan bagian, dan juga slowdown pada bagian tertentu.

"A whole new world..."

Sound 6,5

Berbicara mengenai kualitas suara pada game ini, sejumlah background music dan sound effects dirasa cukup umum, alias kurang meninggalkan kesan. BGM yang standar dan efek-efek suara yang memang terdengar sebagaimana harusnya. Salah satu aspek yang cukup mendapat nilai baik terletak pada voice acting yang dibawakan dengan cukup pas. Sebagai salah satu voice actor sekaligus yang paling menonjol disini adalah Mark Hamill, yang mungkin suaranya masih belum terlalu lama kita dengarkan lewat aksinya sebagai Joker di Arkham Asylum.

"Shoryuken!! Berhasil... Berhasil... Hore!!"

Longevity 7

Ide cerita yang menarik kiranya cukup membuat gamers ingin mengetahui kelanjutan dari petualangan War. Sejumlah tempat yang kamu jelajahi akan memiliki nilai eksplorasi  yang cukup tinggi di dalamnya, memungkinkan kamu untuk berputar-putar di satu tempat, memecahkan puzzle, mengalahkan musuh-musuh, sebelum pada akhirnya kamu bisa berpindah ke lokasi lain sekaligus melanjutkan alur cerita dalam game ini. Jadi, durasi dari game ini bisa diperkirakan terhitung cukup panjang untuk diselesaikan.

Editor’s Tilt 6,5

Darksiders merupakan sebuah game dengan aksi hack & slash yang sebenarnya cukup asyik untuk dimainkan. Gameplay yang kental dengan gaya God of War, aksi yang memberikan guilty pleasure tersendiri di dalamnya dengan tema cerita ala Barat yang cukup menarik untuk disimak. Sayangnya, Darksiders kurang mempunyai sesuatu  yang segar di dalamnya dan masih disajikan dengan kualitas visual yang kurang maksimal. Meskipun terhitung minim akan inovasi, kayaknya nggak ada salahnya juga bagi para penggemar action-adventure untuk memainkan game satu ini. Gameplay ala God of War di dalamnya telah menjadi standar untuk game bergenre semacam ini sekarang. Hanya saja, kayaknya butuh lebih dari sekedar perpaduan antara God of War dan Zelda untuk menghasilkan sukses yang maksimal bagi game ini. Tema cerita yang cukup berpotensi, namun masih kurang dimaksimalkan. Sama halnya dengan kualitas visualisasi yang masih jauh dari kata sempurna. Akan tetapi, mengingat bahwa game ini dirilis pada momen dimana gamers sedang kesepian akan game baru di awal tahun ini, rasanya Darksiders nggak ada salahnya juga untuk kamu coba. (LYR)

"Kita sampai Middle-earth... Ini di Mordor ya?"

Total Score 6,8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bebas berkomentar asal sopan .. :)

Jumlah Pengunjung

Website counter

Your Position

 
IPANK SAMUDRA © 2011 Templates | uzanc